Situs blog
DevOps tools adalah kumpulan perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mendukung praktik DevOps, yaitu suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang memperkuat kerjasama antara tim pengembang dan tim operasi dalam suatu organisasi.
Beberapa contoh DevOps tools yang populer antara lain Jenkins, Docker, Kubernetes, Ansible, Git, Puppet, Chef, Nagios, Prometheus, dan Grafana.
Tool-tool ini digunakan untuk otomatisasi proses pembuatan, pengujian, dan penyebaran aplikasi, manajemen konfigurasi, pemantauan kinerja aplikasi, dan visualisasi data.
Dengan menggunakan DevOps tools, tim pengembang dan operasi dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk menghasilkan aplikasi yang lebih baik dan dapat dirilis dengan lebih cepat dan aman.
Baca Juga : Source Code Management (SCM) Dan Perannya Dalam Pengembangan Kolaborasi
Top DevOps Tools Terbaik
Perkembangan teknologi membuat banyak perusahaan membuat DevOps tools dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Namun, deretan top DevOps tools terbaik dan telah diakui antara lain:
Jenkins
Jenkins adalah server otomatisasi sumber terbuka yang digunakan untuk mengotomatisasi pembangunan, pengujian, dan penyebaran aplikasi perangkat lunak.
Docker
Docker adalah platform kontainerisasi yang memungkinkan pengembang untuk membuat, menyebarluaskan, dan menjalankan aplikasi dalam lingkungan yang terkontainer.
Baca Juga : 5 Bahasa Pemrograman Termudah yang Wajib Dipelajari di 2023
Kubernetes
Kubernetes adalah platform terbuka untuk mengelola beban kerja dan layanan yang terkontainer.
Ansible
Ansible adalah alat manajemen konfigurasi sumber terbuka yang memungkinkan pengguna untuk mengotomatisasi penyebaran dan manajemen aplikasi.
Git
Git adalah sistem kontrol versi terdistribusi yang digunakan untuk mengelola perubahan dalam kode sumber selama pengembangan perangkat lunak.
Puppet
Puppet adalah alat manajemen konfigurasi yang mengotomatisasi penyebaran dan manajemen aplikasi.
Chef
Chef adalah alat manajemen konfigurasi sumber terbuka yang memungkinkan pengguna untuk mengotomatisasi penyebaran dan manajemen aplikasi.
Nagios
Nagios adalah alat pemantauan sumber terbuka yang memantau kesehatan dan kinerja aplikasi dan infrastruktur.
Prometheus
Prometheus adalah sistem pemantauan sumber terbuka yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis metrik dari aplikasi dan infrastruktur.
Grafana
Grafana adalah alat visualisasi data sumber terbuka yang digunakan untuk memvisualisasikan dan menganalisis metrik dari aplikasi dan infrastruktur.
Demikian top 10 DevOps Tools yang bisa membantu kinerja Anda, tinggal memilih tools mana yang sesuai dengan kebutuhan. Pelajari mengenai Top 10 DevOps Tools di Kampus Telkom University
Source Code Management (SCM), sebuah tools penting yang membantu produk kolaborasi bekerja lebih efisien. Bagaimana perannya dan cara kerjanya?
Source Code Management (SCM) adalah tools yang biasa digunakan dalam produksi kolaborasi dari para developer. SCM bekerja untuk mengelola dan melacak modifikasi serta perubahan pada source code.
Penggunaan SCM akan sangat membantu untuk melakukan penelusuran riwayat atau histori setiap perubahan dan modifikasi yang telah dilakukan.
Ini sangat penting untuk sebuah produk pengembangan kolaborasi, dimana ada banyak developer yang terlibat dalam satu produk.
Setiap bagian dalam tim dapat terlibat dalam proses pengembangan. Sekaligus juga mengenali apa saja perubahan dan bentuk revisi yang telah diterapkan dari waktu ke waktu.
Bahkan bila masuk pihak baru ke dalam tim developer, mereka bisa menelusuri perubahan masa lalu yang telah diterapkan.
Dalam sebuah sistem, pelacakan histori akan modifikasi di masa lampau bersifat krusial. Karena ini akan mencegah masukan kode kode baru yang bertentangan dengan kode yang sebelumnya telah diterapkan.
Tentu saja menerapkan Source Code Management (SCM) akan membantu tim developer bekerja dengan lebih efisien. Serta mencegah terjadinya situasi gangguan sistem dan cara kerja yang tidak sesuai di masa datang.
Baca Juga : 5 Bahasa Pemrograman Termudah yang Wajib Dipelajari di 2023
Source Code Management (SCM) Version Control
Bentuk paling lazim dari Source Code Management (SCM) adalah Version Control. Kehadiran sistem control akan sangat membantu developer memastikan kode-kode dari sistem kerja di masa lalu tetap tersimpan.
Tidak sekedar tersimpan dalam SCM, tetapi bisa digunakan kembali. Ini bisa dianggap sebagai jalan keluar cadangan ketika modifikasi terbaru rupanya tidak bekerja sebagaimana diharapkan.
Maka developer bisa kembali pada versi sebelumnya sebagai cadangan. Version Control juga membantu menemukan masalah ketika modifikasi terbaru dari sebua platform tidak bekerja dengan baik.
sistem dalam Version Control akan menjadi solusi ketika terjadi gangguan dalam proses pengembangan. Menemukan masalah dan mengatasinya dengan lebih efektif.
Baca Juga : Apa Itu DevOps Engineer? Ketahui Tugasnya Di Dalam Perusahaan IT
Karena SCM ini juga membantu mempermudah penelusuran kode kode lama. Kemudian melacak kode yang dianggap bertentangan dengan konfigurasi kode baru.
Dari sini dapat dilacak pula fitur lama yang sudah tidak lagi sesuai atau perubahan kode apa yang perlu dilakukan.
Ketika sebuah program, aplikasi atau sistem dikerjakan oleh beberapa developer, pelacakan semacam ini akan bersifat mutlak. Dan karena itu Source Code Management (SCM) menjadi tools wajib di dalamnya. Pelajari mengenai Source Code Management (SCM) di Kampus Telkom University.
Source : 38. Source Code Management.docx
Anda perlu mempelajari bahasa pemrograman termudah agar bisa cepat naik karirnya dan membuat pemrograman baru yang lebih sesuai perkembangan.
Seiring meningkatnya permintaan terhadap web dan software development, Anda dituntut untuk menguasai bahasa pemrograman termudah.
Skill bahasa pemrograman akan membuka banyak peluang. Selain itu, mempelajari bahasa coding juga bisa mengasah kemampuan untuk memecahkan masalah.
5 Bahasa Pemrograman Termudah dan Terbaik Untuk Dipelajari
Berikut ini rekomendasi bahasa pemrograman termudah dan terpopuler yang bisa Anda pelajari untuk terjun ke dunia programing.
Baca : Azure vs AWS vs Google Cloud, Mana Cloud Platform Yang Tepat Untuk Anda Pilih?
Python
Bahasa pemrograman python termasuk tingkat tinggi digunakan untuk berbagai tujuan. Python cocok untuk dipelajari pemula karena mudah dipelajari, dibaca dan ditulis.
Anda membutuhkan skill pengetahuan dasar front-end untuk memudahkan proses belajar. Python digunakan untuk:
Pengembangan back-end sebuah web
Aplikasi desktop
Data science
Otomatisasi
Penerapan deep learning
C#
Pilihan selanjutnya jatuh pada C# sebagai bahasa pemrograman berbasis objek. C# merupakan salah satu bahasa pemrograman terbaik karena menunjukkan performa cepat dan lebih stabil.
Bahasa coding ini diklaim lebih mudah daripada pendahulunya karena memiliki sintaksis simple dan hirarki class yang tersusun dengan baik.
C# cocok dipelajari oleh pemula dan menengah karena memiliki tingkat kesulitan sedang.
Untuk mempelajari bahasa pemrograman ini beberapa skill yang dibutuhkan yaitu pengetahuan dasar dan objek orientasi untuk memperlancar proses belajar.
Baca Juga : Apa Itu DevOps Engineer? Ketahui Tugasnya Di Dalam Perusahaan IT
JavaScript
Sebanyak 97,8 persen dari semua website menggunakan JavaScript sehingga bahasa ini menjadi populer.
Bahasa skrip sering digunakan untuk meningkatkan interaktif pada halaman website. Web developer akan menambahkan elemen yang dinamis pada landing page.
Misalnya grafik animasi, tombol yang bisa di klik, serta efek mouseover. Memiliki tingkat relatif mudah sehingga cocok untuk dipelajari pemula.
PHP
Telkom University menekankan lulusannya yang ingin menjadi web developer untuk mempelajari juga PHP. PHP digunakan lebih dari 78,1 persen website karena bahasa utama WordPress.
Selain mudah dipelajari, PHP juga memiliki banyak resource yang tersedia untuk pemula.
Swift
Pilihan terakhir jatuh kepada Swift sebagai bahasa pemrograman Swift yang menawarkan fitur-fitur modern. Bisa dibilang, bahasa pemrograman ini terbaik untuk mengembangkan produk Apple.
Pengembangan aplikasi iOS sangat diminati karena menjadi penghasil keuntungan terbesar dalam bisnis ponsel pintar.
Menguasai bahasa pemrograman termudah akan menunjang karir Anda sebagai web developer. Pelajari mengenai Bahasa Pemrograman Terbuka di Kampus Telkom University.
Source : 30. Bahasa Pemrograman Termudah.docx
DevOps Engineer adalah salah satu pekerjaan dalam dunia ini yang dicari oleh sebagian perusahaan-perusahaan besar, apa saja pekerjaan dan tugasnya di perusahaan?
Pekerjaan dalam dunia IT terus berkembang dan semakin banyak seiring majunya era digital. Salah satu pekerjaan yang tergolong baru dalam dunia IT adalah DevOps Engineer.
Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar yang mencari pekerjaan tersebut. Lalu, apa pekerjaannya tugas dan tanggung jawabnya? Simak ulasannya berikut ini.
Penjelasan DevOps Engineer
Sebelum masuk dalam penjelasan pekerjaannya, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu Apa itu DevOps.
DevOps adalah serangkaian praktik yang mengotomatisasi proses antara pengembangan aplikasi dengan tim pengembang.
Hal tersebut dilakukan supaya bisa melakukan proses built, test, dan release software agar lebih cepat dan lebih handal.
Adanya DevOps sangat penting di dalam perusahaan IT. Hal tersebut karena salah satu praktek terbaik dalam DevOps adalah melakukan update produk yang kecil dan cepat.
Di dalam industri IT disebut dengan minor atau patch update.
Lalu, apa pekerjaan dari DevOps Engineer? Yaitu seseorang yang sangat paham dengan software development life cycle yang memiliki tanggung jawab untuk mengerti berbagai macam tulis otomatis yang bisa membangun digital pipelines.
Mereka juga bekerja sama dengan developer dan staff IT lainnya untuk membagikan dan membentuk kode-kode untuk dirilis, dicoba, dan memperbaikinya jika terdapat kesalahan.
Baca Juga : Azure vs AWS vs Google Cloud, Mana Cloud Platform Yang Tepat Untuk Anda Pilih?
Tugas dan Tanggung JawabDevOps Engineer
Orang yang bekerja di bidang DevOps, tentu memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab. Apa saja tugasnya? Simak ulasannya di bawah ini.
Mengembangkan solusi skala besar untuk sebuah software dengan memakai salah satu bahasa pemrograman.
Menangani semua masalah dan berpengalaman dalam Cassandra, Elasticsearch, dan MySQL.
Mempunyai pengalaman dengan server administrasi yang berbasis Linux atau makanan menurut pengetahuan yang dalam tentang Linux.
Menangani secara langsung jika terdapat masalah IT yang memakai Puppet atau Chef atau tools konfigurasi manajemen lainnya.
Membuat prototype mengembangkan dan mengaplikasikan software berdasarkan feedback daripada dari user.
Menganalisa kode dan mengomunikasikan review secara detail untuk perkembangan pekerjaan DevOps.
Melakukan pendekatan seperti clustering, Load Balancing, manajemen risiko, dan failover.
Itulah informasi tentang DevOps Engineer dan tugas-tugasnya di dalam perusahaan IT. Pekerjaan ini juga menjadi salah satu pekerjaan IT dengan bayaran tertinggi. Pelajari mengenai DevOps Engineer di Kampus Telkom University.
Source : 29. Devops Engineer.docx
Di antara tiga jenis cloud platform, Azure vs AWS vs Google Cloud. Mana yang paling sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang Anda kembangkan?
Saat ini ada banyak pilihan cloud platform di pasaran, seperti Azure vs AWS vs Google Cloud. Ketiganya bersaing ketat menjadi platform layanann storage besar di dunia virtual.
Perkembangan yang demikian cepat menuntut adanya sistem penyimpanan yang dinamis, berkapasitas besar dan dapat diakses tanpa batasan.
Cloud platform adalah jawaban akan kebutuhan tersebut. Inilah yang kemudian menghadirkan banyaknya platform sejenis di pasaran.
Azure vs AWS vs Google Cloud merupakan tiga nama cloud platform yang belakangan paling banyak diunggulkan. Bahkan aplikasi besar seperti Netflix atau AirBnB juga menggunakan layanan ini.
Tetapi dari ketiga cloud platform ini, bagaimana menentukan yang tepat untuk kebutuhan Anda?
Baca Juga : VM (Virtual Machine), Wujud Kecanggihan Dunia Digital
Azure vs AWS vs Google Cloud, Mana Yang Tepat?
Sebenarnya bila membandingkan Azure vs AWS vs Google Cloud, maka kita akan menemukan bahwa ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tidak bisa menentukan mana yang terbaik, namun lebih tepatnya pada yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang Anda kembangkan.
Microsoft Azure
Azure merupakan cloud besutan Microsoft yang memiliki biaya relatif terjangkau. Namun soal jangkauan dan layanan terbilang sangat luas.
Jika menggunakan Azure, Anda dapat memindahkan data dengan mudah. Bahkan data di antara situs tanpa harus meninggalkan jaringan Azure.
Ada sekitar 100 pilihan fitur layanan yang membantu kemudahan proses penyimpanan, beberapa opsi yang sesuai kebutuhan. Namun, dari sisi keamanan memang masih memiliki beberapa celah.
Baca Juga : Apa itu Crimping Kabel LAN dan Fungsinya? Simak Penjelasannya
Amazone Web Services (AWS)
Layanan cloud platform satu ini berada di kisaran harga layanan di atas kedua jenis cloud platform lain. Tetapi tentu saja ada sejumlah fitur andalan yang menjadikannya unggul.
AWS unggul dalam jenis opsi penyimpaan yang sangat bervariasi, dengan sekitar 200an jenis layanan. Terdapat pula pilihan tingkat keamanan yang lebih optimal.
AWS menawarkan primary compute berupa EC2 instances yang bisa Anda kustomisasi. Sistem kerja di dalamnya bisa Anda sesuaikan kebutuhan dan sangat dinamis.
Dengan AWS, Anda dapat mengubah penyimpanan, menghubungkan lebih banyak instances, melakukan perubahan jaringan, penyesuaian wilayah dan masih banyak lagi.
Google Cloud
Bila bicara soal popularitas, kemudahan akses, harga terjangkau, kapasitas yang sangat besar dan kemudahan penggunaan. Jelas Google Cloud adalah pilihan unggul.
Platform satu ini lebih akrab bagi kebanyakan pengguna dan lebih simpel digunakan. Meski memiliki keterbatasan dalam pilihan fitur dan kompleksitas. Namun untuk penyimpanan media, ini dianggap lebih unggul.
Bisa Anda lihat bukan, baik Azure vs AWS vs Google Cloud memiliki keunggulan yang berbeda.
AWS unggul dengan pilihan fiturnya, Azure dengan sistem kerja dan aksesnya. Sedang google cloud dengan bagaimana platform ini demikian familier bagi pengguna. Pelajari mengenai perbedaan Azure vs AWS vs Google Cloud di Kampus Telkom University.
Arti penting internet semakin krusial dalam kehidupan manusia. Sehingga perlahan namun pasti internet dapat dikatakan telah menjadi kebutuhan primer untuk saat ini. Lebih spesifik dalam bidang ini, arti penting crimping kabel LAN telah diakui oleh sebagian besar masyarakat yang membutuhkan internet dalam kesehariannya. Secara umum, crimping kabel LAN yaitu proses perapian kabel LAN. Lalu perapian seperti apa yang dimaksud?
Pengertian Crimping
Sedikit mengawali penjelasan tentang crimping kabel LAN, setiap instalasi dari jaringan internet pasti menjalankan proses yang bernama crimping. Jadi crimping merupakan sebuah proses pemasangan atau perapian kabel jaringan yang difungsikan sebagai media penghantar dan juga transmisi bagi jaringan internet. Sehingga dapat dipastikan bahwa bila tidak ada proses crimping ini, maka kabel yang terpasang dalam instalasi tersebut tidak akan mungkin berfungsi karena tidak tersedianya media atau konektor.
Alat dan Bahan Crimping Kabel LAN
Untuk proses Crimping Kabel LAN, tentu dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang harus disiapkan sebelumnya. Berikut adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam proses Crimping Kabel LAN termasuk fungsi dari alat-akat tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Tang Crimping
Tang Crimping ini merupakan alat paling vital paling utama dalam proses instalasi jaringan internet, dimana alat ini berfungsi untuk memotong kabel serta memasang konektor RJ45 dengan kabel.
Konektor RJ45
Alat berikutnya berupa sebuah konektor tepatnya konektor RJ45. Alat ini memiliki fungsi untuk menghubungkan atau menyambungkan perangkat yang dialiri akses internet dan kabel UTP. Dengan begitu, maka dapat dikatakan jaringan yang dibuat telah terbentuk sempurna.
Kabel UTP
Sekilas alat atau bahan selanjutnya telah disebutkan di atas yakni Kabel UTP. Fungsinya sebagai media penghubung jaringan antar device yang kemudian akan diberi akses terhadap internet.
LAN Tester
Alat selanjutnya berupa alat tester yakni LAN Tester. Alat ini digunakan untuk mengetes atau menguji kabel UTP yang telah terpasang apakan telah bekerja secara normal dan lancar atau belum. Pada alat ini terdapat sekitar 8 lampu sebagai indikatornya. Setiap lampunya dapat menandakan apakah konektor RJ45 telah terpasang secara baik atau belum berfungsi secara sempurna.
Baca Juga : VM (Virtual Machine), Wujud Kecanggihan Dunia Digital
Tahap-tahap Crimping Kabel LAN
Selanjutnya yang perlu diketahui adalah bagaimana melakukan proses Crimping Kabel LAN ini. Langkah-langkah penjelasannya secara singkat terangkum berikut ini:
Sebelum melakukan perakitan, persiapkan alat serta bahan yang telah disebutkan sebelumnya seperti kabel UTP, Konektor RJ45 sebanyak 2 buah, dan juga LAN Tester.
Kemudian potong setiap ujung kabel UTP dengan memanfaatkan Tang Crimping (pemotongan setiap ujung kabel dilakukan agar diperoleh kabel yang lurus dan mudah saat dirapikan).
Lanjutkan dengan merangkai kabel sekaligus merapikannya dengan urutan yang sesuai dengan tipe Straight.
Lalu masukkan rangkaian yang telah siap tersebut ke konektor RJ-45, pastikan bahwa tiap ujung bagian kabel telah masuk sempurna ke lubang konektor.
Kemudian capit konektor dengan menggunakan Tang Crimping agar ujung kabel tak terlepas.
Setelah berbagai tahapan tersebut dikerjakan, maka langkah selanjutnya adalah uji rangkaian tersebut dengan menggunakan LAN Tester (ini untuk memastikan apakan instalasi telah terpasang secara sempurna atau belum).
Begitu teknisnya segala proses yang menyangkut Crimping Kabel LAN membuatnya setiap tahapannya perlu diikuti dengan baik sesuai petunjuk. Kesalahan dalam perakitan tentu akan berakibat pada tidak berfungsinya perangkat yang telah tersusun.
Dengan segala perkembangan teknologi dan jaringan internet seperti saat ini, semua hal di dunia seakan memiliki versi virtual atau digitalnya sendiri. Tak terkecuali apa yang disebut dengan VM (Virtual Machine). Ini merupakan sebuah sistem operasi bersifat virtual yang mampu digunakan secara bersamaan dengan sistem operasi sebuah perangkat keras.
Keberadaan Virtual Machine in sesungguhnya ditujukan untuk memback-up berbagai tugas yang tidak mampu dilakukan oleh sistem operasi sebuah perangkat. Dengan adanya VM (Virtual Machine) ini, berbagai program, script, atau aplikasi mampu dijalankan secara virtual seolah berbeda dari perangkat yang tengah digunakan.
Pengertian VM (Virtual Machine)
VM (Virtual Machine) adalah sebagai sebuah lingkungan server yang dari sisi cara kerjanya bersifat virtual. Bila digambarkan selayaknya sebuah komputer, VM bekerja atau dijalankan pada sebuah partisi yang terisolasi dari komputer host dan resource perangkat semisal Memory, CPU, dan bahkan sistem operasi perangkat itu sendiri.
Selain itu, VM dapat juga dikatakan sebagai resource komputasi yang mampu menjalankan perangkat lunak, dimana jumlah VM yang mampu dioperasikan pada sebuah perangkat bisa berjumlah satu atau lebih. Setiap VM tersebut akan menjalankan sendiri sistem operasi yang dimilikinya termasuk fungsinya yang terpisah antara VM yang satu dengan lainnya.
Untuk contoh dari hal ini adalah seseorang yang menggunakan VM (Virtual Machine) dengan sistem operasi Windows pada perangkat yang menerapkan sistem operasi Linux atau sebaliknya. Penggunaan VM lazim dilakukan pada cloud server yang harus mengakomodasi segala tingkat kebutuhan, semisal untuk menjalankan sebuah aplikasi yang membutuhkan sistem operasi berbeda-beda pada sebuah perangkat.
Fungsi dan Manfaat Virtual Machine
Setelah memahami apa itu VM (Virtual Machine), sekilas mulai terbentuk tentang fungsi serta manfaat dari Virtual Machine. Namun untuk lebih jelasnya, berikut beberapa fungsi dari VM (Virtual Machine), antara lain:
Bisa digunakan untuk melakukan sebuah pengujian pada sistem operasi yang berbeda-beda
Memudahkan pengguna untuk melakukan pergantian sistem operasi pada satu perangkat
Pengujian lebih mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan perangkat fisik yang banyak
Mampu untuk mengkompilasikan server yang berbeda-beda di hanya satu perangkat fisik
Baca Juga : Apa Itu Use Case Diagram? Ini Fungsi dan Contohnya
Jenis-jenis Virtual Machine
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dikatakan bahwa VM (Virtual Machine) merupakan teknologi bersifat virtual yang mampu menjalankan 1 atau lebih sistem operasi dan juga aplikasi pada 1 perangkat yang sama. Walaupun begitu, tidak semua VM memiliki fungsi spesifik yang sama. Terdapat beberapa jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Beberapa jenis VM terebut antara lain:
System Virtual Machine
Jenis ini telah mengalami virtualisasi secara menyeluruh layaknya sebuah komputer fisik. Jenis ini menggantungkan sepenuhnya kinerja yang dimilikinya pada kinerja Hypervisor dan juga Vmware ESXi agar bisa berjalan pada operating sistem dan server.
Process Virtual Machine
Jenis VM (Virtual Machine) satu ini merupakan seri yang menggunakan sebuah sistem operasi sebagai aplikasi utama pada sebuah perangkat yang dijadikan host-nya. VM jenis ini memungkinkan pengguna membentuk sebuah lingkungan pemrograman dan mengisolasikan lingkungan tersebut dari sistem operasi dan juga software apapun.
Satu contoh untuk jenis VM ini adalah Java Virtual Machine (JVM), dimana VM tersebut sangat mendukung untuk sistem operasi apapun yang mampu menjalankannya sebagaimana status aplikasi yang asli.
Keberadaan VM (Virtual Machine) sebagai suatu lingkungan server dengan cara kerja virtual menjadi satu hal yang sangat membantu user bila hendak mensimulasikan suatu program atau aplikasi. Ini jelas menjadi suatu kemudahan yang patut diapresiasi di era digital ini. Pahami cara kerjanya dan pilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan.
Dunia digital belakangan memang begitu besar daya tariknya, dimana banyak kalangan mulai terjun mendalami bidang ini. Salah satu istilah yang ada kaitannya dengan dunia digital adalah use case diagram. Ini merupakan salah satu dari beberapa hal yang menjadi dasar dalam dunia digital. Inilah suatu tahapan yang harus dilalui sebelum seseorang membuat sebuah software atau program. Dengan kata lain, ini merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan cara membuat sebuah permodelan.
Perlu diketahui bahwa sebelum membuat suatu aplikasi atau software, seorang programmer harus membuat semacam skenario rancangan yang berbentuk diagram atau juga disebut dengan flowchart. Hal ini dimaksudkan agat lebih memudahkan pendeskripsian kebutuhan sistem dari masalah yang akan dituju. Sedangkan satu dari diagram tersebut adalah use case. Untuk lebih memahami apa itu use case diagram, alangkah baiknya simak pembahasan berikut.
Pengertian Use Case Diagram
Bila dideskripsikan, use case diagram adalah kompnen dari Unified Modelling Language (UML) yang lazim untuk menggambarkan hubungan sebuah sitem dengan penggunanya. Adapun secara istilah ini dimaknai sebagai sebuah teknik yang akan dimanfaatkan dalam penggunaan sebuah software untuk mengetahui kebutuhan sistem yang sifatnya fungsional.
Jadi, proses penggambaran tersebut mampu menunjukkan hubungan pengguna terhadap sistem yang akan dirancang. Selanjutnya representasi dengan dasar skema tersebut dibuat secara sederhana yang tujuannya agar lebih memudahkan setiap pengguna dalam membacanya berdasarkan informasi yang tersaji.
Fungsi Use Case Diagram
Terdapat setidaknya dua fungsi utama sebuah use case diagram saat menggunakannya. Kedua fungsi tersebut antara lain;
Menampilkan Urutan Aktivitas Proses yang Berlangsung pada Sebuah Sistem
Fungsi utama yang pertama ini mampu mengenal fase awal dari sebuah tahapan proses dalam sebuah sistem yang tengah dikembangkan. Manfaatnya tentu saja untuk lebih memudahkan pengembangan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan dengan penyesuaian antara software dan pengguna.
Mendeskripsikan Sebuah Business Process dari Sebuah Sistem
Dengan use case diagram, urutan dari sebuah proses bisnis pun dapat terlihat jelas dan gamblang. Sehingga berbagai kesalahan mampu diminimalisir pada sebuah sistem yang akan dibangun.
Baca Juga : Ketahui Manfaat Cloud Computing dan Cara Menggunakannya
Contoh Use Case Diagram
Untuk lebih memahami use case diagram secara mendalam, berikut akan disertakan sebuah contohnya. Contoh yang ditampilkan adalah sebuah sistem operasi dari mesin ATM.
Untuk pelaku pada contoh tersebut adalah nasabah, operator ATM, dan pihak dari bank. Sedangkan use case pada contoh tersebut meliputi tarik tunai, transfer, cek saldo, transaksi, session, system startup, dan juga system shutdown. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
Transaksi, yang mencakup transfer, tarik tunai, serta cek saldo
Tarik Tunai, merupakan sebuah proses dalam penarikan uang dari saldo nasabah dan lazimnya ditampilkan pada menu tampilan utama ATM
Transfer, terbagi atas dua yakni transfer antar sesama bank dan transfer beda bank (dimana untuk ini diperlukan kode bank yang dituju saat akan melakukan transfer beda bank)
System startup, sistem yang digunakan dan dihidupkan oleh operator pada saat switch ada pada posisi “ON” (ketika operator memasukkan sejumah uang ke brankas ATM, maka mesin akan terhubung ke bank kemudian nasabah bertransaksi dengan mesin ATM)
System shutdown, mematikan sistem dengan mengarahkan tombol ke posisi OFF (ini dilakukan saat telah memastikan bahwa tidak terdapat lagi nasabah yang tengah menggunakan mesin dan ini seringkali dilakukan saat akan melakukan perawatan mesin atau maintenance)
Itulah penjelasan singkat seputar apa yang dimaksud dengan use case diagram. Meski hanya berupa penjelasan secara garis besar, namun setidaknya dapat memberikan gambaran bagi pembaca mengenai apa itu use case diagram, fungsi, serta contohnya. Semua ini merupakan bukti mulai masuknya bidang digital dalam kehidupan sehari-hari.
Cloud computing adalah komputasi awan, yang artinya sebuah metode penyampaian berbagai layanan hanya melalui internet. Cloud computing menggunakan sumber daya seperti aplikasi dengan bentuk penyimpanan data, server, database, perangkat lunak dan juga jaringan.
Dibandingkan harus menyimpan data dalam sebuah media yang terbatas seperti komputer, ponsel, tentu akan lebih baik menyimpan file berbasis cloud hanya bermodalkan akses internet.
Pemanfaatan Cloud Computing dan Keuntungannya
Dalam menerapkan dan menggunakan cloud computing, ada beberapa manfaat dan keuntungan yang harus Anda ketahui. Dimana manfaat dan keuntungannya adalah:
Bisa Mengakses File Secara Remote
Dengan menggunakan sistem komputer berbasis cloud atau cloud computing, maka Anda bisa mengakses file apapun secara remote atau dari jauh. Semuanya akan jadi memudahkan Anda, sama halnya ketika Anda menyimpan data yang bisa diambil dengan mudah di komputer juga termasuk mengecek email dari komputer manapun.
Memangkas Biaya secara signifikan
Sudah pasti yang terjadi adalah hemat biaya, dari banyaknya keuntungan yang akan Anda dapatkan. Karena, dengan menggunakan cloud computing ini maka Anda akan memangkas biaya secara signifikam. Yaitu, biaya yang sebelumnya harus dikeluarkan seperti membangun dan membeli manajemen informsi teknologi (IT) sendiri.
Menghemat Ruang Penyimpanan
Hal yang terakhir berhubungan dengan hemat adalah hemat ruang penyimpanan. Artinya, pada cloud computing ini maka Anda selaku pimpinan perusahaan bisa meminta karyawan Anda untuk menghemat ruang penyimpanannya di komputer atau laptop dan digantikan seperti pada droopbox atau google drive.
Itulah beberapa manfaat dan keuntungan utama dari cloud computing. Sedangkan untuk contoh pemanfaatannya seperti untuk menganalisa data, membuat dan menguji aplikasi, streaming video dan audio, serta penyimpanan dan pengambilan data.
Baca Juga : Macam-Macam Tipe Data Pemprograman yang Wajib Dipahami
Tipe Cloud Computing
Jika manfaat dan keuntungan sudah bisa diketahui dan dirasakan, maka selanjutnya Anda perlu mengetahui jenis dan tipe cloud computing tersebut. Ada beberapa tipe cloud computing, yaitu :
Software as a service (SaaS)
Pengguna akan mengikutsertakan lisensi aplikasi perangkat lunak, dimana lisensi ini diberikan dengan cara pay-as-you-go atau on-demand. Contohnya microsoft office 365.
Infrastructure as a service (IaaS)
Tipe cloud computing berikutnya adalah infrastructure as a service, yaitu dimana tipe ini akan melibatkan metode mengirimkan sebuah file dari sistem operasi ke server dan juga ruang penyimpanan. Dengan konektivitas berbasis IP yang merupakan bagian dari layanan on demand.
Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi membeli server atau perangkat lunak untuk melakukan semuanya. Contohnya saja public cloud dari Indonesian Cloud juga Microsoft Azure.
Platform as a service (PaaS)
Terakhir adalah platform as a service, yaitu metode lain lagi yang sedikit mirip dengan software as a service. Dimana perbedaannya adalah platform ini sebenarnya yang membuat perangkat lunaknya bukan mengirimkannya.
Cara Menggunakan Cloud Computing
Inilah beberapa cara dan langkah yang harus dilakukan untuk memanfaatkan cloud computing, dengan membagi dua faktor secara umum dalam setiap variannya. Yaitu, data center yang berada di luar dan juga sumber daya server yang ada dalam data center. Diama sumber daya ini akan dikumpulkan untuk membuat platform sangat besar guna menampung layanan virtualnya.
Jika Anda benar-benar tertarik untuk memanfaatkannya, maka Anda harus mencoba beberapa penyedia layanan cloud yang memang sudah populer di Indonesia. Seperti misalnya, Alibaba Cloud, IBM Cloud, Microsoft Azure, ataupu Indonesian Cloud.
Tipe data adalah suatu pengklasifikasian data berdasarkan pada jenis terterntu. Tipe data yang dibutuhkan biasanya compiler agar dapat mengetahui bagaimana sebuah data dapat digunakan dengan baik dan benar. Untuk mengembangkan suatu program tertentu, terdapat beberapa jenis data yang harus dipelajari dan dipahami.
Macam-macam tipe data pemprograman tersebut memiliki ciri khasnya maisng-masing. Hal tersebut bertujuan untuk menjadi pembeda sekaligus mempermudah masyarakat untuk menggunakannya. Diantaranya adalah character, array, numb, serta string.
Melalui berbagai ilmu computer, pasti tidak asing lagi dengan yang namanya data. Pada umumnya data digunakan untuk meriset sesuatu seperti bisnis, saham maupun forex yang biasa dilakukan bagi orang-orang yang terjun ke hal tersebut.
Data terbagi menjadi berbagai macam tipe serta klasifikasinya dengan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Berbagai macam data tersebut akan bermanfaat khususnya untuk menambah kinerja computer melalui kode-kode di dalam bahasa pemprograman.
Macam-macam Tipe Data Pemprograman
Terdapat 4 tipe data yang biasa digunakan, dimana keempatnya merupakan tipe yang bisa dimasukkan kedalam kategori primitive. Bisa dibilang atau dapat didefinisikan sebagai suatu pemprograman yang sudah mempunyai sifat bawaan.
Tiper primitive ini hanya menyimpan satu nilai dalam satu varibel saja.
Pertama, bilangan bulat atau biasa dikenal dengan integer. Integer ini merupakan tipe data numeric yang umumnya digunakan apabila bertemu dengan bilangan bulat saja. Contohnya seperti 1, 24, 99 dan lainnya.
Bilangan tersebut juga mengenal nilai positif maupun negative atau yang biasa dikenal dengan signed number. Setiap tipe numeric masuk ke dalam bilangan buat. Contohnya seperti tipe data Byte ukuran 8, Tipe Short ukuran 16, tipe int ukuran 32 dan lainnya.
Type byte sendiri biasa digunakan pada saat kita bekerja dengan sata stream pada sebuah jaringan maupun file. Tipe ini sangat diperlukan saat melakukan proses membaca serta menulis. Selain hal tersbut, byte juga digunakan sebagai data biner yang tidak kompatibel.
Berbeda dengan tipe short yang sangat umum digunakan pada computer karena berkapasitas 16 bit, sehingga jarang kita temui pada kapasitas laptop maupun computer saat ini. Sedangkan int merupakan tipe yang sangat sering digunakan saat ini karena mempresentasikan angka di dalam pemprograman. Tipe ini digunakan pada indeks dalam struktur perulangan maupun array.
Selanjutnya bilangan pecahan atau biasa dikenal dengan floating point, yang dimana merupakan bilangan decimal maupun hitungan secara detail. Lanjut dengan karakter atau char yang merupakan tipe data tunggal, biasanya didefinisikan sebagai tanda petik ‘ di awal maupun akhir karakter.
Boolean juga masuk ke dalam tipe data yaitu memiliki dua nilai yaitu benar atau salah. Nilai tersebut akan digunakan pada tipe ini, jadi sangat penting dalam pengambilan keputusan atas suatu kejadian yang sedang terjadi.
Baca Juga : Kenali Lebih Dekat Pengertian dan Fungsi Routers
Contoh Tipe Data Dalam Pemrograman
Terdapat beberapa contoh yang bisa dijadikan acuan untuk belajar pemprogaman. Contoh pertama dari byte yaitu public class main { public static void main (string//deklarasi variable byte value = 1 ;.
Terdapat juga beberapa karakter yang wajib dipahami, seperti karakter octal /ddd, karakter Unicode atau /uxxx, petik tunggal ‘, double quote, backslash, carriage return, baris baru, form feed, tab, serta backspace.
Pastikan anda memahami serta menerapkannya kedalam contoh soal. Hal tersebut bertujuan agar lebih paham mengenai tipe data dalam sebuah pemprograman. Jangan sampai keliru dalam mencobanya, karena berpotensi laptop akan error.